Awalnya Mimpi di Datangi Bungkarno
kemudian pak Sakiman Nazar Untuk keliling Indonesia dengan Jalan Kaki
Setelah lama menunggu tepatnya jam 12.30 wita tak kunjung juga datang .Akhirnya mencoba mencarinya kembali dengan menyusuri jalan KH,Ahmad Muksin Tenggarog, namun sampai ke kantor Bupatipun saya tak menemukan sang penjelajah tersebut. Menurut pihak Satpol PP sudah melanjutkan perjalanan kembali sekitar 2 jam yang lalu .Akhirnya sayapun kembali dengan persaaan menyesal .kenapa tadi kok gak minta no HP nyaSetelah sampai di rumah hijau ( sekretariat ) Kukar kreatif yang di mana juga menjadi skretariat Jejak Budaya mencoba mencari posisi sang penjelajah melalui media sosial siapa tahu ada yang update posisinya di kota Tenggarong.Namun baru buka FB tiba -tiba mati lampu ehh mati listrik dan ada kabar telah terjadi kebakaran tak jauh dari skretariat .Spontan pengisi rumah hijau berlari menuju tempat kejadian untuk memberikan pertolongan, sampai asiknya saya berlari menabrak pintu mobil yang di buka secara tiba -tiba oleh pemiliknya hingga tejungkal ,walau sakit saya cepat bangkit karena malu hehehe.
Sekitar 1 jam berada di lokasi kebakaran dan api sudah mulai bisa di padamkan akhirnya saya kembali ke skretariat jejak budaya. dan sesampainya di tempat sudah ada tas yang bertuliskan Napak Tilas Nusantara, namun orangnya gak ada ternyata Tuhan masih berkehendak untuk memberi ruang perjumpaan dengan sang penjelajah walau saat itu masih di antar ke salah satu Bank di tenggarong oleh Galib salah satu anggota Jejak Budaya.
Namun tak lama saudara galib datang disusul oleh sang penjelajah, setelah berkenalan dan mempersilahkan duduk mencipi kopi Etam,menikmati gorengan ( bukan tempat penggorenganya ).di temani rekan -rekan jejak budaya yang sudah menunggu kehadiran sang penjelajah.yang siap mendengarkan cerita,berbagi pengalamanya. tak lama skretaris Jejak Budaya keluar dari ruangan lalu memberikan beberapa stiker ,pinbros,serta kaos Jejak Budaya yang di sambut ucapan terima kasih oleh sang penjelajah.Stiker jejak budayapun di tempelnya di bagain tengah atribut Napak Tilas Nusantara ,sempat di tegurkan dari salah teman saya ,gak pantas kalau di taruh distu nanti banyak yang ikut nempel ,namun sang penjelajahpun menjawab ,biar saja sebagai kenangan dari Tenggarong ,asal jangan di tempel di jidat saya katanya sambil tertawa lepas ,nampak raut capek namun penuh makna .
Setelah minta ijin memakai kaos yang di berikan saudara Zani
pak Sakiman ingin berphoto bersama rekan
-rekan jejak budaya untuk mengadikan moment dsebgai ucapan terima kasih atas
apa yang di berikan rakan -rekan jejak budaya .Nampak masih. Rekan -rekan Jejak
Budaya sebagain masih nampak berbaju
dinas ( mereka rela ijin) untuk dapat bisa berjumpa dengan sang penjelajah.
Selanjutnya sambil menikmati kopi ,dan cemilan rekan -rekan
jejak budaya yang berada di Tenggarong siap untuk bebrgai pengalaman bersama
sang penjelajah melalaui rangkaian cerita sang penjelajah ,berawal dari sebuah
nama dan asal daerah, hingga maksud ,tujuan hambatan hingga sampai pada hal
yang sangat mengharukan dalam perjalanannya.Berikut petikan dari rangkain
ceritanya :
Jangan pak lah saya kan masih muda hehehe ,Nama saya
,Sakiman, saya di lahirkan pada 1 Januari 1976 di kota Denpasar namun
saya di besarkan dan tinggal di desa Gundukan ,Pekalongan -jawa Tengah.
Sejak kapan mas Sakiman memulai Napak Tilas keliling Indonesia
..?
Sejak 2 Desember 2014 tepatnya di Tugu Nol Kilometer RI atau
biasa disebut Monumen Kilometer Nol .Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan
Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5
km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29
kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.
Terus perjalanan saya lanjutkan ke banda Aceh
Bengkulu,Jambi,lampung,Banten,Jakarta,JawaTengah,JawaTimur,JawaBarat,Bali,Lombok,Sumbawa,Bima,Flores,Sulawesi,Kalimantan ,Maluku,dan Irian jaya dengan titik akhir di Merauke dengan mengibarkan bendera merah putih yang saya bawa
Apa yang menjadi motivisi atau yang melatar belakangi bapak
ehh mas melakukan napak tilas ?yah napak tilas seperti apa yang pernah di lakukan
oleh Bung Karno di berbagai tempat titik /daerah di Indonesia termasuk di mana
sang Proklamator di asingkan atau di buang.
Dengan melakukan napak tilas Bung Karno di sertai doa di mana tempat beliau dulu pernah
singgah saya mempunyai mimpi dan harapan akan hadirnya kembali sosok figur
pemimpin seperti Bung Karno yang mempunyai
Visioner tentang Indonesia.Yang bagi saya Indonesia itu sangat melimpah
ruah potensi alam maupun kebudayaannya, namun bangsa ini terlena dengan tarian
-tarian kemunafikan hingga apa yang di cita -citakan Bung Karno jauh dari apa
yang di harapkan beliau . sambil menyeruput kopinya mas Sakiman matanya sejenak
menerwang jauh sambil matanya berkaca -kaca,kami yang berada di sekitarnya juga
larut dalam suasana.
Tak lama kemudian mas Sakiman melanjutkan ceritanya : Napak
Tilas ini juga saya lakukan demi kecintaan saya terhadap Indonesia dengan
melihat secara langsung keadaan daerah -daerah di Indonesia ,saya juga merasa
jenuh /bosan meihat,mendengar elite politik yang ada di pusat maupun yang di
daerah yang terus menurus usil satu sama yang lain untuk mencapai memenuhui
kelompoknya belaka ,Mbok yooo saling
kerja sama Sing Rukun membangun bangsa ini yang di perjuangkan dengan jutaan
nyawa dan tetesan darah para pejuang dulu. sambil menyedot rokoknya dalam
-dalam.
maaf kembali, mas nanya nih ,bagaimana menghidupi keluarga
atau dana untuk melakukan napak tilas ini ..?
hahahaha kok pakai maaf terus ,biasa aja mas sama saya .wah
pertanyaan ini yang sedikit senang hehehe .begini saudara -saudaraku semua
.kebetulan saya belum laku ,jadi saya belum punya istri apalagi anak ,jadi saya
tidak menanggung beban,
terus bagaimana dengan keluarga mas atau orang tua mungkin.
Saya adalah anak Tunggal dan orang tua saya sudah
meninggal,jadi saya merasa gak ada tanggungan ,yaa tanggungan saya adalah
menyelesaikan misi ini.
Adakah kendala ketika melakukan napak tilas ini ?
wah banyak sekali ,ketika itu saya baru sampai di daerah
Aceh sudah di tangkap GAM (Gerakan Aceh
Merdeka ) selama tiga hari ,namun tetap di beri makan hehehe,
kok bisa di tangkap GAM ..?
ya saya membawa bendera Indonesia ,karena pada dasarnya GAM
atau sebagian warga Aceh masih mempunyai keinginan untuk merdeka untuk menjadi Negara sendiri ,karena mereka hanya
mengakui Presiden itu hanya Bung Karno,nah makanya saya di lepaskan karena
membawa photo bung Karno ,betapa saktinya Bung karno kan
Selain di Aceh pernah ada kejadian lagi…?
Banyak sekali mas ,di daerah palembang saya pernah di begal
yang berjumlah 12 orang dan membawa kabur perlengkapan saya hadiah dari Megawati berupa Kamera ,GPS,HP
kalau 5 orang saja saya masih bisa melayani ,nah ini 12 orang yaaa saya gak
mampu ,sampai kedua jari saya putus memperthankan tas ,Sambil menunjukan
jarinya yang memang putus di bagian ujungnya.setelah itu saya hampir putus asa
karena jari saya putus ,muka babak belur hingga saya hanya menggunakan obat
yang tersedia di alam seperti rumah laba
-laba atau lumut.Namun ketika semangat itu kendur pada suatu malam saya merasa
di datangi Bung karno. dan di saat itulah saya
bangkit dan semangat untuk melanjutkan
misi ini dengan membuat atribut
kembali,dan setelah kejadian itu saya lebih tebal keyakinan saya bahwa Allah
SWT akan selalu memberikan pertolongan kepada seluruh hamba -Nya .ada juga yang
bertemu bertanya : ini sudah merdeka kok
kemana – kemana bawa bendera Merah Putih ,nah saya jawab kembali :lebih gila
lagi kalau saya bawa bendera malysia ,biarlah saya gila yang kesana kemari bawa
bendera Merah Putih asal jangan sampean yang gila.
pernah juga ketika saya tertidur di pinggir jalan tas saya
jatuh hingga bendera itu menyentuh tanah hingga saya di bangunkan TNI ,dan di
bilangain bendera gak boleh jatuh /menyentuh tanah kerena Merah Putih itu adalah lambang harga diri kita sebagai
bangsa .mendengar itu saya kagum dan menambah semanagat saya untuk
menyelesaikan misi ini .Harga diri bangsa harus tegak dengan apapun kita harus
mempertahankannya
oh iya mas bagaimana
cara mas Sakiman makan ,maksudnya dari mana ..?
whahahahahah ini bumi Allah suadaraku ,ketika rentang
perjalanan ini saya menemukan kebenaran – kebanaran ayat Alqur’an ,bahwa ”
barang siapa bisa menaklukkan dunia maka dunia akan mengikutimu ” pernah suatu
hari saya lapar dan ingin makan di sebuah warung ,ehh tiba -tiba nemu uang 15
ribu ,dan ketika saya haus pengen buah yang segar ,tiba -tiba ada semangka
glundung dari sebuah mobil yang bawa buah ,Aneh kan mas dan itu semua saya dapatkan pelajaran dari alam. Bahwa
ketika kita menyerahkan semua kepada Allah kang Murbaeng Dumados maka tiada
yang tak mungkin . tercengang semua kami mendengar ceritanya. pak Sakiman terus
melanjutkan ceritanya.
maknya mas orang dulu Sakti -sakti karena nenek moyang kita
dulu mau memahami alam dengan mengambil energinya malalui berbagai Tirakat ,nah
orang sekarang sudah pada manja makannya aja sudah enak -enak ,takut lapar
,takut hitamlah takut ini itu pokoknya hehehe intinya jangan takut untuk
melakukan sesuatu yang menurut kalian baik. dan jangan ganggu keseimbangan
alam.
lanjut yaa mas ,kejadian apa yang membuat haru dalam perjalanan napak tilas ini .
iya gak papa mari lanjut ,hemmm ada beberapa yang membuat
saya haru adalah ketika sampai di kota Medan saya di sambut dan di irngi oleh
komunitas sepeda di sana ,untuk melakukan berbagai perjalan di kota medan ,
dan ada walikota jawa tengah yang sangat baik menyambut saya
,lalu kejadian kemarin di Jalan Suryanata Samarinda ketika saya berjalan tiba
-tiba ada sebuah mobil mewah menghampiri saya dengan membuka setengah kaca
menyuruh saya agak minggir karena terlalu banyak orang kata wanita tersebut ;
Setelah di tempat agak sepi wanita tersebut turun lalu bertanya : kamu mau
kemana ,,? ke Tenggarong ,lalu wanita itu menawarkan untuk bekerja dengan dia, serta akan memberikan sebuah rumah .Saya
kaget ( Sakiman ) ibu ini siapa ..? saya Rita nanti kalau ke Tenggarong mampir
ke tempat saya nanti orang Tenggarong tahu kok .iyaa makasih atas tawarannya
Insyaa Allah kalau sudah selesai misi saya dan Allah mengizinkan dengan umur
panjang saya akan mengabdi pada Ibu ,lalu bu Ritu kembali bertanya?,sekarang
kamu punya Reking gak ..? gak bu, terus ibu Rita memberikan sejumlah uang ,namun saya tolak karena kebanyakan. (
waahh coba anak jb yang di beri ) hahahaha tertwa bersama .lanjut pertemuan pak..lalu
bu Rita kembali bertanya apa yang kamu perlukan sekarang ,saya cuma pelukan doa
Bu ,okey kalau ada apa -apa kamu silahkan telpon saya
kemudian Ibu Rita membelikan HP dengan meyuruh orang
bawahanya agar saya bisa mendokumentasikan perjalanan,dan saya gak tahu kalau
bu Rita itu adalah Bupati Kutai Kartanegara,yang saya tahu waktu itu adalah Ibu
Rita Harummmm banget ,hahahahahah kamipun tertawa bersama.
Tak lama kemudaian Hp pak Sakiman berbunyi ternyata ada yang
mau nganterin tas dan sandal untuk ganti ,sebab dari Sulawesi pak Sakiman
memakai sandal jepit warna biru yang sekarang berada di markas kami dengan
tanda tangan beliau.
Masih banyak cerita kami bersama pak Sakiman sang penjelajah
,namun saya sebagai penulis harus melanjutkan bekerja selain itu, kopi di meja
sudah habis ,mungkin akan saya sambung di lain kesmepatan.banyak hal yang dapat
kita petik jadikan pelajaran dari
pengalaman dari bapak Sakiman tentang bagaimana cara kita untuk
mengungkapkan letupan -letupan cinta terhadap Indonesia,bisa dengan memungut
sampah ,melakukan penanaman ,saling berbagi cinta sesama anak negeri,tentang
sebuah ketegasan ,prinsip dalam menjalani hidup walau godaan terus mendera baik
godaan berupa kesakitan hingga kemewahan atau kemudahan.
Terima kasih Juga kepada rekan – rekan Kukar Kreatif dan
keluarga saya di Jejak Budaya yang mau meluangkan waktu untuk menemani pak
Sakiman selama berada di kota Tenggarong ,kepada pembina jejak budaya Yadhi AGP yg memberkan Ular kesayanganya
untuk menjadi teman perjalanan pak Sakiman, serta memberikan bekal sejumlah
uang.Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan limpahan Rahmad dan Hidayah- Nya
untuk kita semua.
Buat Pak Sakiman Kami semua salut untuk dedikasi bapak untuk
Indonesia dengan melakukan Napak Tilas keliling Indonesia ,Sebagai pesan Moral
kepada elite Politik bahwa sesungguhnya bangsa ini belum Merdeka dalam arti
yang sesungguhnya.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ,berikut
saya lampirkan photo -photo ketika rekan -rekan jejak budaya menemani
perjalanan di Kota Tenggarong.
Pak Sakiman Depan Museum Kutai Kartanegara
dengan Ikon Lembusawana Mengantarkan pak sakiman keliling kota Tenggarong
selamat jalan pak sakiman semoga harapan bapak untuk Indonesia bisa terkabul
0 Komentar